Kamis, 24 Januari 2013

Janji Kapten Fabiano Persembahkan Kemenangan Perdana Persija

Pemain asing asal Brasil, Fabiano Rosa Beltrame, berjanji, memimpin rekan-rekannya meraih kemenangan perdana di Indonesia Super League (ISL). PSPS dibidik sebagai targetnya. Mantan bek Persela Lamongan itu dipercaya Pelatih Persija Jakarta, Iwan Setiawan, menjadi kapten tim, dengan menggantikan posisi yang ditinggalkan striker legendaris Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas. “Sebenarnya berat menggantikan seorang legenda Persija (Bambang Pamungkas), tetapi aku senang, karena pelatih memercayai saya menjadi kapten. Dulu, sewaktu di Persela Lamongan aku juga pernah jadi kapten,” kata Fabiano, Rabu (23/1/2013). Fabiano optimistis, Persija mampu meraih kemenangan saat melawan PSPS. “Semoga, aku bisa bantu teman-teman dan kasih yang terbaik buat Persija. Kita semua sudah siap serta lebih kompak dan semoga Sabtu (26/1/2013) besok kita dapat tiga poin,” ujarnya. Sebelumnya, pada dua pertandingan awal kompetisi ISL, Persija ditahan Persisam Putra Samarinda 1-1 dan kalah dari Mitra Kukar 1-2 dalam laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. (tribun) Sumber : bolaindo.com Selengkapnya...

Rabu, 31 Oktober 2012

Bambang Pamungkas: Jangan Ukur Nasionalisme Dari Timnas Indonesia

"Pemain yang memilih bermain untuk timnas, tidak serta merta lebih nasionalis daripada mereka yang memilih untuk memberi dukungan melalui layar kaca, begitu pula sebaliknya." 

Striker Persija Jakarta, Bambang Pamungkas, buka suara terkait dengan konflik dualisme sepakbola nasional yang melanda Indonesia, terutama dengan dualisme tim nasional Indonesia.

Melalui laman pribadinya, pemain yang akrab disapa Bepe tersebut mengatakan setiap pemain memiliki pandangan dan sikap masing-masing terkait dengan situasi dualisme sepakbola nasional saat ini sehingga ia tidak dapat menyalahkan keputusan masing-masing pemain. 

"Setiap orang tentu memiliki pemikiran dan keyakinan masing-masing, dalam menanggapi serta menyikapi permasalahan ini, begitu juga para pemain tersebut. Masyarakat bisa saja memiliki pendapat yang beraneka ragam, karena mungkin tidak semua orang mengerti dan paham dengan pokok permasalah yang sebenarnya terjadi. Atau bisa jadi mereka juga akan melakukan hal yang sama, ketika mereka berada di posisi seperti pemain-pemain tersebut," ujar Bepe. 

Selain itu, Bepe juga sangat tidak setuju ketika pemain-pemain yang memilih untuk tidak bergabung dengan tim nasional Indonesia asuhan Nil Maizar disebut sebagai pemain yang tidak nasionalis. 

Pemain yang identik dengan nomor punggung 20 tersebut mengatakan nasionalisme memiliki arti yang sangat luas dan hanya orang yang bersangkutan yang mampu mengukur seberapa besar nasionalisme untuk negaranya. 

"Dalam keadaan konflik yang tidak tentu arah seperti saat ini, bergabung atau tidaknya seorang pemain ke tim nasional, bukan lagi sekedar masalah nasionalis atau tak nasionalis. Akan tetapi lebih kepada cara pandang setiap pemain dalam menyikapi masalah yang terjadi saat ini. Karena sejatinya, setiap pemain sepakbola di negeri ini pasti ingin merasakan bermain untuk tim nasional Imdonesia, bohong besar jika ada yang berkata tidak," imbuhnya.

"Jadi jangan lagi menyangkut-pautkan masalah tim nasional dengan rasa nasionalisme. Nasionalisme itu perjabarannya bisa sangat luas, tidak hanya dalam lingkup sepakbola. Pemain yang memilih bermain untuk tim nasional, tidak serta merta lebih nasionalis daripada mereka yang memilih untuk memberi dukungan melalui layar kaca, begitu pula sebaliknya." 

"Nasionalisme itu seperti iman, seberapa besar iman seseorang, hanya orang tersebut yang tahu. Demikian juga nasionalisme seseorang, rasa cinta terhadap tanah air itu ada di dalam hati sanubari kita masing-masing. Dan seberapa besar itu.? Hanya kita yang tahu.

"Seperti yang diketahui, Bepe sendiri memutuskan untuk ikut bergabung dengan pemusatan latihan timnas asuhan Nil Maizar untuk AFF Suzuki Cup 2012, meskipun dirinya memperkuat klub Indonesia Super League (ISL). 


Sumber : www.goal.com Selengkapnya...

Jumat, 17 Agustus 2012

Pemain Asing di Persija akan Dikurangi

Manajemen Persija Jakarta membuat kebijakan untuk mengurangi jatah pemain asing di kompetisi Indonesia Super League musim 2012-2013. 

Setelah memperpanjang kontrak Fabiano Beltrame dan Pedro Javier, manajemen Persija kini masih mempertimbangkan untuk mempertahankan Jeong Kwang Sik, Robertino Pugliara dan Precious Emuejeraye. 

Keputusan meminimalisir kuota pemain asing ini bertujuan memberi kesempatan lebih kepada para pemain lokal, terutama pemain muda. Tujuan lainnya adalah untuk menyeimbangkan faktor finansial. 

Sebagai gantinya, nama-nama pemain muda seperti Yosua Pahabol, Feri Komul dan Niko Malau disebut-sebut adalah pemain yang paling gencar diinginkan oleh manajemen Persija. 

Selain itu ada nama pemain SAD Uruguay yang namanya masih dirahasiakan oleh Manajemen, serta Barkah, pemain yang di musim lalu dipinjamkan ke Persepam Pamekasan. Keduanya di posisikan untuk menjadi pelapis Ngurah Nanak dan Fabiano Beltrame di lini pertahanan Persija Jakarta. 

Sementara itu di posisi pemain asing, manajemen Persija Jakarta tertarik untuk mendatangkan Gustavo Lopez.

PT Liga Indonesia selaku penyelenggara kompetisi Indonesia Super League telah membuat kebijakan tetap mempertahankan 5 kuota pemain asing, yakni 3 pemain non Asia dan 2 Asia, yang dapat dipergunakan klub selama berlaga di kompetisi musim 2012-2013. 

Namun, komposisi ini bukan suatu kewajiban bagi klub dan diharapkanklub rasional di dalam membeli pemain untuk mengkalkulasikan dan menyesuaikan kuota pemain asing dengan komposisi tim Pelatih Persija Jakarta, Iwan Setiawan mengatakan, pelatih tentu saja menginginkan pemain yang terbaik, tetapi pelatih di Indonesia berbeda dengan di luar negeri, karena pelatih harus mencari titik temu antara kebutuhan teknis permainan dan strategi dengan pertimbangan manajemen, misalnya dalam hal finansial. 

Pada kompetisi Indonesia Super League musim 2011-2012, Persija Jakarta berada di peringkat ke lima kelasemen. Tim Ibukota meraih poin 52, hasil dari 34 kali bertanding, 14 kali menang, 10 kali seri dan 10 kali kalah. 

Sumber : www.bolaindo.com Selengkapnya...

Selasa, 13 Maret 2012

Dua Gol Menit Akhir Menangkan Persija Atas Persegres

Persija Jakarta harus menanti hingga menit ke-90 untuk mencetak gol saat mengalahkan Persegres Gresik di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (13/312). 

Kedua tim tampil tanpa gelandang andalannya. Tuan rumah Persija tidak dapat diperkuat Robertino Pugliara, sementara mantan gelandang Persija, Agus Indra Kurniawan, tak bisa memperkuat Persegres. 

Persija Jakarta mencoba memanfaatkan lebar lapangan dengan mengoptimalkan bek sayap Ismed Sofyan. Persegres membuka celah lewat umpan-umpan terobosan Uston Nawawi.
 
Persegres menyerang pada menit ke-19. Gaston Castano lolos dari jebakan offside saat menerima umpan terobosan. Namun tendangannya masih melebar meski tinggal berhadap-hadapan dengan kiper Andritany. 

Satu menit kemudian, giliran ‘Macan Kemayoran’ yang melancarkan serangan. Tendangan jarak jauh Leo Saputra dari luar kotak penalti masih bisa dihentikan kiper Herry Prasetya.

‘Dewi Fortuna’ enggan berpihak pada Persija. Sundulan Fabiano pada menit ke-22 dan tendangan bebas Ismed Sofyan pada menit ke-24 masih mentah oleh tiang dan mistar gawang. 

Persija kembali melepaskan tembakan ke gawang pada menit ke-28. Sepak pojok Ismed Sofyan diteruskan Leo Saputra dengan sundulannya, namun bola masih dapat ditepis kiper lawan. Sementara sundulan Bambang Pamungkas satu menit kemudian masih melebar di samping kiri tiang gawang. 

Tempo permainan sedikit melambat di akhr babak pertama. Upaya Persegres lewat James Koko Lomel masih jauh dari sasaran. Wasit pun mengakhiri pertandingan dengan kedudukan imbang tanpa gol. 

Di babak kedua, Persija langsung menekan. Namun percobaan Ismed dan Pedro masih belum menemui sasaran. Sementara Gaston kembali gagal memaksimalkan peluang untuk Persegres setelah lolos dari jebakan offside. Tendangannya melebar. 

Sejumlah peluang didapat Persija dari dalam kotak penalti. Menit ke-59, sundulan Bambang Pamungkas menyambut umpan silang Ismed dapat ditangkap Herry Prasetya. Delapan menit kemudian, sontekan Pedro menyambut umpan silang Leo melambung terlalu tinggi. 

Satu menit kemudian, umpan sekali sentuhan Robertino Pugliara di kotak penalti diteruskan Octavianus dengan tendangan menyusur tanah. Lagi-lagi, sang kiper sigap menepisnya. 

Sebuah serangan balik dilancarkan Persegres pada menit ke-78. Namun tendangan Marwan Sayedeh masih bisa dihentikan Andritany. 

Persija sempat menggetarkan jala Persegres pada menit ke-83, namun dianulir wasit karena Bepe, sang eksekutor, berada dalam posisi offside. Baru pada menit ke-90 Persija unggul 1-0 berkat aksi Pedro Javier. Setelah melewati tiga pemain lawan, Pedro melepaskan tendangan dari sisi kanan kotak penalti. Bola berubah arah setelah mengenai kaki Ade Suhendra. 

Hanya selang satu menit, Persija menggandakan keunggulannya. Bepe sukses mencetak gol lewat sontekan mendatar menyambut terobosan Robertino. Wasit pun mengakhiri laga dengan skor 2-0 untuk Persija. 

Dengan tambahan tiga poin, Persija naik ke peringkat keempat dengan 26 poin dari 15 laga, menggeser Persela dengan 25 poin dari 14 laga. Sementara Persegres tetap di posisi 14 dengan 17 poin dari 15 laga.

Sumber : www.bolaindo.com
Selengkapnya...

Selasa, 28 Februari 2012

Keputusan Iwan Setiawan Sudah Final

Pelatih Iwan Setiawan mengaku memang diminta Persija Jakarta untuk tetap menjadi arsitek tim berjuluk “Macan Kemayoran” itu pasca-mengundurkan diri, pada Minggu (26/2/2012). Namun, Iwan yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Teknik PT Persija Jakarta itu menegaskan, keputusannya tersebut sudah final. Iwan menyatakan mundur sebagai pelatih Persija karena menilai masih ada ketidakjujuran dalam sepak bola Indonesia. Keinginan itu diungkapkannya usai Bambang Pamungkas dan kawan-kawan ditahan imbang tanpa gol oleh Persisam Samarinda dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) di Stadion Utama GBK, Minggu (26/2/2012) Dalam laga tersebut, Iwan secara khusus menyoroti kinerja wasit Jumaidi yang dinilainya berlaku tidak sportif dan tidak jujur saat memimpin pertandingan. Iwan mengaku sempat menemui wasit Jumadi untuk memintanya jujur dalam memimpin pertandingan tersebut usai turun minum. “Saya hanya orang kecil yang ingin memperbaiki kejujuran di sepak bola. Saya ingin menunjukan protes ketidakjujuran sepak bola di Indonesia,” ujar Iwan saat dihubungi di Jakarta, Senin (27/2/2012). “Mengenai pertandingan tadi malam yang dipimpin wasit Jumadi. mudah-mudahan bisa jadi perhatian wajah sepak bola kita, dalam hal ini ISL untuk bisa memperbaiki lagi kejujuran yang belum ada,” imbuhnya. “Jadi, keputusan saya itu sudah final, dengan catatan, jika sepak bola masih seperti ini, saya tidak akan kembali untuk menjabat sebagai pelatih kepala. Dan karena saat ini juga masih ada jabatan lain di Persija, yaitu Direktur Teknik di PT Persija,” katanya lagi. Iwan mengakui, sejumlah manajemen dan pemain Persija memang memintanya bertahan. Akan tetapi, jika ISL, khususnya kepemimpinan wasit masih menunjukan sikap tidak sportif, ia menilai harapan tersebut sulit untuk terlaksana. “Itu memang bisa saja terjadi, tapi saya minta garansi bahwa paling tidak untuk perjalanan Persija ke depan kami lebih diperlakukan adil, terutama dalam hal kepemimpinan wasit. Karena banyak kekecewaan ini, bagaimana kita kalah lawan sriwijaya, yang meskinya tidak dapat kartu merah tetapi dapat kartu merah,” tuturnya. Sumber : www.bolaindo.com Selengkapnya...

  © Blogger template Brooklyn by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP